Sri Mulyani Pastikan RI Resesi, Ekonom: Masyarakat Jangan Panik


 


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pastikan ekonomi nasional krisis pada kuartal III-2020. Hal tersebut dikatakan sesudah Kementerian Keuangan membuat revisi prediksi angka perkembangan ekonomi tahun ini dari minus 1,1% sampai positif 0,2% jadi minus 1,7% sampai minus 0,6%.

Meningkatkan Selera Makan Ayam Bangkok

"Kemenkeu merevisi forecast, awalnya untuk tahun ini minus 1,1% sampai positif 0,2%, yang paling baru minus 1,7% sampai minus 0,6%. Ini berarti negatif teritory berlangsung pada kuartal III serta peluang masih berjalan pada kuartal IV yang kita berupaya dekati 0 atau positif," tutur Sri dalam pertemuan wartawan virtual APBN KiTA, Selasa (22/9/2020).


Mengingat krisis pastinya akan tiba, apa yang perlu dilaksanakan warga hadapi waktu krisis itu?


Menurut Ekonom dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet hal penting yang perlu dilaksanakan warga ialah masih tenang hadapi keadaan itu. Karena, jika cemas terlalu berlebih justru akan jadi parah efek krisis yang ada kelak.


"Warga jangan cemas dalam hadapi krisis, kecemasan dari warga malah dapat jadi memperburuk situasi dalam krisis," tutur Yusuf pada detikcom, Selasa (22/9/2020).


Tetapi, selain itu, warga perlu kurangi pekerjaan mengonsumsi yang terlalu berlebih. Maksudnya untuk jaga-jaga jika krisis bersambung sampai akhir tahun.


"Krisis jadi tidak terhindar ditengah-tengah masalah COVID-19. Karena itu, turunkan pekerjaan mengonsumsi yang tidak dibutuhkan untuk bentuk persiapan bila krisis bersambung," sambungnya.


Hal-hal lain yang dapat dilaksanakan ialah hidupkan kembali lagi pekerjaan sosial di lingkungan rumah semasing untuk sama-sama membantu jika ada masyarakat yang kesusahan ditengah-tengah epidemi.


"Aktifkan organisasi atau pekerjaan sosial warga di cakupan paling kecil seperti RT serta RW manfaatnya menjadi garda pertama bila ada warga yang memerlukan pertolongan ditengah-tengah krisis," imbaunya.


Hal sama diutarakan oleh Ekonom di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira. Warga harus punyai dana genting untuk jaga-jaga jika terserang PHK atau untuk pegangan ongkos berobat jika mendadak jatuh sakit.


"Buat persiapan dana genting untuk mengantisipasi hilangnya penghasilan serta pekerjaan sebab krisis berarti perusahaan nyaris di semua bagian akan kerjakan efektivitas karyawan. Dana genting terkait dengan dana kesehatan jika tiba-tiba sakit ditengah-tengah keadaan epidemi COVID-19," kata Bhima.


Warga diharap kurangi berbelanja yang tidak penting supaya uangnya dapat disimpan jadi dana genting barusan.


"Tunda beli barang yang karakternya sekunder seperti kendaraan baru, fashion serta aksesori yang belum sesuai dengan keperluan," paparnya.


Paling akhir menumbuhkan kembali lagi jiwa tolong-menolong antar masyarakat dengan beli produk setiap hari dari tetangga, rekan atau orang paling dekat lebih dulu dibandingkan produk import.


"Warga dianjurkan untuk sama-sama bersolidaritas atau sama-sama membantu untuk mengurangi beban sama-sama. Memiliki bentuk dapat beli produk dari rekan atau komune seputar dibandingkan beli barang import. Ini hal paling mudah yang dapat dilaksanakan," tangkasnya.


Postingan populer dari blog ini

that Israel was not responsible for the strike on the hospital.

If the insured experiences a loss which is potentially covered by the insurance policy,

How did we test the disinvestment claim?